Om Swastyastu Blog ini adalah sarana/wadah bagi semua hal yang berkait dengan Pasraman Giri Kusuma Bogor, sehingga masyarakat luas bisa mengetahui dengan mudah apa saja yang terdapat/kegiatan apa saja yang dilakukan di Pasraman tanpa harus datang langsung ke pasraman kami karena mungkin keterbatasan waktu ataupun lain hal, astungkara blog ini bermanfaat bagi kita semua. Kometar dan saran Anda sangat berarti bagi kami. Suksma Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Senin, 17 Oktober 2016
Rabu, 06 Januari 2016
Percakapan antara Rsi Narada dengan Dewa Wisnu |
Ketika
Tuhan datang sebagai awatara, mengapa Tuhan tidak memperbaiki seluruh dunia?
Mengapa hanya memberkati sedikit orang? Apa itu tidak ketidakadilan?
Mungkin
saja kita merasa tidak adil, namun sebenarnya Tuhan selalu adil kepada semua
ciptaannya. Tuhan tidak pernah pilih kasih. Ada sebuah cerita yang menarik
untuk kita renungkan bersama kaitannya dengan kasih Tuhan kepada ciptaannya.
Berikut ada sebuah cerita yang sangat menarik untuk kita pahami bersama berkait
dengan kasih Tuhan kepada semua ciptaannya:
Suatu hari Narada berpikir, “ada
sedemikian banyak keburukan di dunia dan Dewa Wisnu tetap saja diam. Bila dia
mengirim aku, akan kubimbing semua orang ke jalan yang benar.” Dengan pikiran
seperti ini dia mengunjungi Vaikuntha. Wisnu menerima Narada dan menanyakan
alasan kunjungannya. Waktu Narada menyampaikan pikirannya, Dewa Wisnu berkata,
“Baik pergilah ke dunia dan ajarkan bhakti. Aku sudah tidak peduli karena itu kau saja yang mengajarkannya.” Di
sebuah hutan di dunia, kau akan menemukan seekor burung gagak bertengger di
dalam pohon. Ulangi kata Govinda tiga kali di depan burung gagak itu. Lalu
kembali ke sini untuk bercerita apa yang terjadi kemudian.”
Segera sesudah Narada selesai
menyebut Govinda tiga kali, si burung gagak langsung menirunya dan tiba-tiba
jatuh mati. Narada kembali dan melaporkan apa yang terjadi kepada Wisnu yang
segera menugaskan Narada untuk melakukan hal yang sama di hadapan burung kakak
tua itu. Narada menurut, si burung kakak tua juga meniru kata Govinda tiga kali
dan mati. Narada menjadi ketakutan dan melaporkan ini kepada Wisnu. Wisnu
berkata, “Tidak apa-apa, dan sekarang lakukan hal yang sama dihadapan seekor
anak sapi yang baru lahir di kandang seorang Brahmana.” Narada berkata “Tidak
Swami aku tidak mau. Bila anak sapi itu mati, Brahmana itu akan mengutukku.”
Wisnu berusaha supaya Narada pergi lagi. Narada akhirnya setuju. Dan anak sapi
itu mati juga. Narada lari tunggang langgang ke hadapan Dewa Wisnu dan sesudah
bercerita menambahkan, “Bila aku mematuhi kata-kata-Mu lagi, aku akan dikutuk
selamanya.”
Wisnu lalu memohon dan mendesak
Narada supaya mau melakukannya untuk terakhir kalinya dan berkata, “Bila ini
terjadi lagi kau selamanya tidak usah mematuhi Aku lagi.” Wisnu lalu menugaskan
Narada untuk mengulangi Govinda tiga kali di hadapan seorang pangeran yang baru
lahir. Dengan enggan Narada memasuki istana Raja. Raja itu mempersilahkan gembira, memperlakukannya dengan hormat dan
memohon kepada Narada untuk memberkati putranya yang baru lahir. Meski Narada
ketakutan tetap saja dia mengulangi govinda tiga kali di hadapan bayi itu.
Tiba-tiba anak itu berkata, “Oh, Rishi aku sangat berterima kasih kepadamu.
Waktu aku masih burung gagak, kau memberi aku upadesa dan aku menjelma menjadi
burung kakak tua, lalu sebagai burung kakak tua kau memberi aku upadesa lagi
dan aku menjelma lagi menjadi anak sapi. Lagi-lagi kau memberi aku upadesa dan
aku menjelma lagi menjadi pangeran. Sesudah mendapat dharsanmu aku merasa puas.
Hormat kepadamu.”
Mendengar cerita ini Narada merasa
malu dan dia mendapat pengertian bahwa Tuhan tidak pernah berhenti membimbing
manusia. Dia berpikir, “Bila seseorang bisa mencapai tingkat kehidupan yang
lebih tinggi dengan hanya menyebut-nyebut nama-Nya tidak terbayangkan betapa
besar mahima-Nya. Aku tidak sadar akan hal ini. Aku mempersalahkan Dewa Wisnu.”
Narada lalu ke Vaikuntha lagi dan dengan rasa penyesalan yang dalam dia
menjatuhkan diri di hadapan Dewa Wisnu dan memohon diampuni kesalahannya.
Disarikan
dari buku “Hukum Karma dan Cara Menghadapinya”
Langganan:
Postingan (Atom)