UPACARA UPANAYANA SELURUH SISWA PASRAMAN GIRI KUSUMA BOGOR
Sesuai dengan program
rutin Pasraman Giri Kusuma pada tanggal 29 Nopember 2015 diadakan upacara
Upanayana (upacara penyucian bagi siswa yang baru masuk Pasraman), diikuti oleh
seluruh siswa pasraman Giri Kusuma yang berjumlah kira-kira 200 siswa dan orang
tua yang ikut mendampingi putra-putrinya. Diikutsertakannya orang tua dalam
cara ini makin menambah kemeriahan Upanayana. Bertempat di aula Pasraman Giri
Kusuma acara Upananya berlangsung mulai pukul 09.00 WIB berjalan dengan baik dan
sesuai dengan harapan semua pihak. Acara ini dipimpin oleh Ida Pedanda Oka
Jelantik dari Griya Cimanggu.
Ida Pedanda Oka Jelantik dari Griya Cimanggu memimpin Upanayana |
Dimulai dari menghaturkan banten Pejati di
Pura Giri Kusuma kemudian dilanjutkan dengan acara inti upacara upanayana yaitu
pengikatan benang Tri datu oleh orang tua di tangan anaknya bertujuan untuk
mempererat hubungan antara anak dan orang tua, walaupun hujan sempat mengguyur
cukup deras namun suasana nampak hangat karena adanya interaksi antara anak dan
orang tua. Dalam acara ini juga disampaikan pesan dharma (Dharmawacana) oleh
Pak Agus Widodo selaku pendidik juga di pasraman Giri Kusuma, dharmawacana yang
disampaikan bertema makna upacara upanayana bagi siswa.
Pak Agus Widodo memberikan Dharmawacana makna Upanayana |
Upanayana memiliki banyak pengertian. Dalam kamus Agama Hindu, Upanayana :
Upacara penyucian murid yang baru belajar Weda yang dilakukan oleh seorang
Guru. Dalam Kitab Sathapatha Brahmana dijelaskan
: Bahwa seorang Acharya meletakkan telapak tangannya di ubun-ubun anak itu
sebagai simbol persatuan dan pencurahan seluruh perhatiannya kepada
murid-muridnya dan setelah itu barulah diajarkan Mantra Sawitri untuk menjadikannya sebagai
seorang brahmana (konsep-konsep śraddhā agama Hindu).Upanayana juga artinya
mendekatkan, saat itu si anak didekatkan dengan gurunya yaitu Guru spiritual.
Sang Guru mengenakannya benang suci yang disebut Yajnopawita dan
mentasbihkannya dengan pemberian mantra Gayatri dan
sebuah tongkat.
Ini merupakan permulaan dari Brahmacarya yaitu kehidupan membujang dan
mulai kehidupan belajar. (Intisari ajaran Hindu, Paramita Surabaya, 2003).
Upanayana juga diartikan sebagai upacara dimana seorang anak untuk pertama kalinya
diterima untuk masuk berguru pada seorang Guru spiritual.
Acara yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut kemudian ditutup dengan
pembagian nilai UAS semester I kepada seluruh siswa pasraman
Orang tua siswa sedang menyematkan benang Tri Datu kepada putra-putrinya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar