Wavy Tail animasi-bergerak-selamat-datang-0025

Rabu, 06 Januari 2016


Percakapan antara Rsi Narada dengan Dewa Wisnu

Ketika Tuhan datang sebagai awatara, mengapa Tuhan tidak memperbaiki seluruh dunia? Mengapa hanya memberkati sedikit orang? Apa itu tidak ketidakadilan?
Mungkin saja kita merasa tidak adil, namun sebenarnya Tuhan selalu adil kepada semua ciptaannya. Tuhan tidak pernah pilih kasih. Ada sebuah cerita yang menarik untuk kita renungkan bersama kaitannya dengan kasih Tuhan kepada ciptaannya. Berikut ada sebuah cerita yang sangat menarik untuk kita pahami bersama berkait dengan kasih Tuhan kepada semua ciptaannya:
Suatu hari Narada berpikir, “ada sedemikian banyak keburukan di dunia dan Dewa Wisnu tetap saja diam. Bila dia mengirim aku, akan kubimbing semua orang ke jalan yang benar.” Dengan pikiran seperti ini dia mengunjungi Vaikuntha. Wisnu menerima Narada dan menanyakan alasan kunjungannya. Waktu Narada menyampaikan pikirannya, Dewa Wisnu berkata, “Baik pergilah ke dunia dan ajarkan bhakti. Aku sudah tidak peduli  karena itu kau saja yang mengajarkannya.” Di sebuah hutan di dunia, kau akan menemukan seekor burung gagak bertengger di dalam pohon. Ulangi kata Govinda tiga kali di depan burung gagak itu. Lalu kembali ke sini untuk bercerita apa yang terjadi kemudian.”
Segera sesudah Narada selesai menyebut Govinda tiga kali, si burung gagak langsung menirunya dan tiba-tiba jatuh mati. Narada kembali dan melaporkan apa yang terjadi kepada Wisnu yang segera menugaskan Narada untuk melakukan hal yang sama di hadapan burung kakak tua itu. Narada menurut, si burung kakak tua juga meniru kata Govinda tiga kali dan mati. Narada menjadi ketakutan dan melaporkan ini kepada Wisnu. Wisnu berkata, “Tidak apa-apa, dan sekarang lakukan hal yang sama dihadapan seekor anak sapi yang baru lahir di kandang seorang Brahmana.” Narada berkata “Tidak Swami aku tidak mau. Bila anak sapi itu mati, Brahmana itu akan mengutukku.” Wisnu berusaha supaya Narada pergi lagi. Narada akhirnya setuju. Dan anak sapi itu mati juga. Narada lari tunggang langgang ke hadapan Dewa Wisnu dan sesudah bercerita menambahkan, “Bila aku mematuhi kata-kata-Mu lagi, aku akan dikutuk selamanya.”
Wisnu lalu memohon dan mendesak Narada supaya mau melakukannya untuk terakhir kalinya dan berkata, “Bila ini terjadi lagi kau selamanya tidak usah mematuhi Aku lagi.” Wisnu lalu menugaskan Narada untuk mengulangi Govinda tiga kali di hadapan seorang pangeran yang baru lahir. Dengan enggan Narada memasuki istana Raja. Raja itu mempersilahkan  gembira, memperlakukannya dengan hormat dan memohon kepada Narada untuk memberkati putranya yang baru lahir. Meski Narada ketakutan tetap saja dia mengulangi govinda tiga kali di hadapan bayi itu. Tiba-tiba anak itu berkata, “Oh, Rishi aku sangat berterima kasih kepadamu. Waktu aku masih burung gagak, kau memberi aku upadesa dan aku menjelma menjadi burung kakak tua, lalu sebagai burung kakak tua kau memberi aku upadesa lagi dan aku menjelma lagi menjadi anak sapi. Lagi-lagi kau memberi aku upadesa dan aku menjelma lagi menjadi pangeran. Sesudah mendapat dharsanmu aku merasa puas. Hormat kepadamu.”
Mendengar cerita ini Narada merasa malu dan dia mendapat pengertian bahwa Tuhan tidak pernah berhenti membimbing manusia. Dia berpikir, “Bila seseorang bisa mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan hanya menyebut-nyebut nama-Nya tidak terbayangkan betapa besar mahima-Nya. Aku tidak sadar akan hal ini. Aku mempersalahkan Dewa Wisnu.” Narada lalu ke Vaikuntha lagi dan dengan rasa penyesalan yang dalam dia menjatuhkan diri di hadapan Dewa Wisnu dan memohon diampuni kesalahannya.

Disarikan dari buku “Hukum Karma dan Cara Menghadapinya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar